1,2,3 bulan itu berlalu tanpa kesan yang tertinggal.
Mungkin karena komplikasi rasa akhir-akhir ini, sampai tidak ada satupun bahasa
yang tersurat. Hingga disuatu malam dibulan agustus, ditepian kota ini akhirnya
mampu mencairkan cokelat yang sudah membeku dan mengubah semua kehambaran menjadi
sebuah harapan baru,…benar-benar manis.
Bahagia, aku pernah. Sedih, tak mungkin tidak.
Bimbangpun iya… yang terlihat bahkan yang hanya terjelma lewat emosi, kini
kunilai dengan sebuah realita. Sesuatu yang datang dan pergi, yang sempat
singgah, kupikir hanyalah sebuah perjalanan rasa yang harus dilalui. Tawa
ataupun isak tangis, adalah bagian yang tidak akan lepas sepanjang mata
memandang.
Waktunya memulai cerita baru, tempat ini
menemukanku dengannya, temaram malam tak menghalangi pandanganku, sambil
menghidup udara malam losari mataku tetap terjaga untuknya, *menancap kagum
padanya yang selalu melihat kearahku, bahkan disaat aku membelakanginya.
Menghadirkan sosokku dalam imajinasi dan mimpinya, sekalipun dalam mimpi buruknya.
Sorot mata, kerutan alis, lekuk senyum bibirnya,
dan hangatnya suasana yang ia cipta kembali menjadi objek pemandanganku.
Terima kasih, untuk dunia baru yang ingin kau bagi
denganku,…
*Ayo move On, Kita berhak BAHAGIA!!
judul dan isi nda konek e
BalasHapus- __- bkanx ngedukung bwat nmbah bagus ,...
BalasHapus*ahh mlas ka mnulis,...
heheheh, iya iya maaf :( dimaafin nggak?
BalasHapus