Rabu, 22 Mei 2013

Jatuh Untuk Bangkit

Seperti ceremonial wajib, dipersisaan semester inipun begitu. I’m down, Like a stone I’ll go down . sampai harus masuk ruangan ini (lagi). tempat yang tidak ingin didatangi. Semua semakin buruk karena si bapak berjas putih mengeluarkan ultimatum harus menetap sampai hari berikutnya. Wajah memelasku berharap diizinkan pulang tidak diindakannya.

Diruang ini saya tidak sendiri, ada delapan bangsal terisi penuh dengan mereka yang berada dalam nasib yang sama tapi berbeda cerita satu dan lainnya. beberapa orang disampingnya setia menjaga sanak keluarganya. Seperti halnya mereka, kiri kananku ada teman sekamar dan ibu kost yang begitu care merelakan waktunya untuk sekedar berjaga untukku.

Waktu terus berjalan, jarum jam kian beradu langkah. Semua bertambah membosankan, ibukost-ku harus pergi, bukan keinginannya hanya peraturan batas jam besuk yang memaksanya. “Min, baiknya kamu juga pulang istirahat. Saya tidak apa-apa demamnya juga sudah reda. Lagian ada perawat kan yang lalu lalang tiap saat disini” sambil meyakinkan teman sekamarku itu.

Sambil menatap langit-langit rumah sakit, pikiranku seakan pergi menerawang bebas. Pikiranku tertuju padanya, dia yang sejak pertama kali berjumpa, mampu menggerakkan seisi hati ini. Agggrh, *baga, baga, baga, baga… cukup sampai disitu, teringat ucapan si gelas kaca ”berhenti memikirkan orang yang belum tentu memikirkanmu”. Ditambah lagi sepertinya sekarang dia sedang dekat dengan pria lain. Hanya menambah beban kepalaku yang sudah sakit dari awal.

“Bukan laki-laki kalau gak berkelahi”. Slogan yang mampu menyesatkan anak-anak yang sedang mencari jati diri. Seperti ABG diluar sana jaman putih-biru, masanya untuk menjawab, siapa saya? seperti terjebak dalam sebuah pusaran, hari itu terjadi pertikaian. Hanya keegoisan yang tumbuh, melihat mereka yang berasal dari daerah lain diintimidasi oleh anak-anak yang bertempat tinggal disekitaran sekolah.

Terik siang tepat diatas kepala, sebagai tanda waktu untuk pulang anak kelas 3. Tapi ada yang menahanku dihari itu, masih ingin lebih lama disini. Dia  anak kelas 1 yang menjadi pusat perhatianku. Dari atas tangga pandanganku tertuju tepat kearah depan kelasnya. Tapi yang ditunggu tidak nampak. Sedikit kecewa kuptuskan untuk mengakhiri penantian bodoh ini, tidak lama sesampainya dilantai dasar sekolah terlihat segerombolan anak kelas 3 berlarian membabi buta. Tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi sayapun mengikuti mereka. Dalam kepanikan tak jelas itu, kakiku tersenggol seorang teman dan,…. jatuh.

Waktu tetap memburu, memaksa untuk tetap berlari. Pagar tinggi sekolah bukan jadi penghalang lagi ketika kekuatan kepanikan telah aktif. “kenapa kita dikejar?”,tanyaku kebingungan. “Bentrok lagi itu anak-anak, baru dikejar sama pak T****(guru paling killer di SMP)”. Jawab seorang teman. “Rob, kenapa kepalamu?”, sambungnya. Diraihnya kepalaku dengan tangannya, dan saat tangannya ia tarik, lumuran darah ada di jari-jarinya. Hhhh,… berusaha mengingat kembali, ternyata itu darah akibat jatuh tadi disekolah. Luka dikanan kepalaku itu, membuat rentan sakit bagian kepala. Dan harus pandai-pandai menghindari -too much thinking and tiredness.

ð… ð…ð… 1 new message, “Bgaimana keadaanmu nak? Ada yang temani kan? Besok baru mama telpon yah krn sdh mlm skrg. Jgan byk pkiran. Itu mama blg, bljar santai sja. Jgan pikirkan yg lain. yg smngat, lawan itu skit, byk brdoa. ini satu rmah khawatir,...”. Untuk sesaat suara-suara itu penuhi ruang dikepala. Satu persatu tombol kutekan,dan kuakhiri dengan -send- “Iya ma, doakan sja.nnti jga baikkan ^ ̮ ^ ”.

…., Kemarin pun berlalu dan cahaya pagi jadi buktinya. “Dok, bisa pulang kan?” tanyaku. “iya, obatnya jangan lupa di habiskan, jaga kondisi, jangan terlalu kecapean dan banyak minum air mineral” balasnya. Suara datar itu,hanya kubalas dengan anggukan dan sebuah senyuman”.

Time to explore, Robby!! Kembalikan niatmu, lebih bersemangat. “yang kita butuhkan hanyalah ﷲ , dan udara untuk bernafas lalu tempat untuk sandarkan kepala”,...

Jumat, 17 Mei 2013

Al-Qur'an Menjawab

بسم الله الرحمن الرحيم


Keluh-kesah, yang trend-nya dibilang Galau… Uggrh, virus semu yang siap menyerang hati/pikiran kita yang lemah. Tapi itulah manusia, makhluk yang punya namanya keterbatasan. Dan itu pula yang seharusnya menjadi alasan mengapa kita perlu bersandar kepada-Nya. 

Berangkat dari kegalauan itu. perlu kita tahu bahwa setiap pertanyaan, punya jawaban. Seperti anak kunci dan gembok, hanya anak kunci yang sesuai yang dapat membuka rekatan dari gemboknya. Dalam kehidupan kita tidak akan pernah luput dari masalah, hal yang tidak pernah kita inginkan. Tapi jangan galau, karena Allah lebih tahu mana yang terbaik untuk kita. Laa Tahzan,… itu janji Allah, lantas apakah akan terbetik di hati kita, Allah akan mengingkarinya??? –Kita semua tahu jawabannya. 

Hanya sebuah keegoisan yang lahir, ketika kita berputus asa dan terjebak dalam labirin kehidupan. Jangan tertipu, buka matamu, mata hatimu, ketika kita hanya memikirkan pencapaian kebahagiaan diri kita sendiri. Suatu saat kita akan tersesat, ketika kita tidak sanggup meraihnya. Renungkanlah kawan, Sebelum kita mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkanlah mereka yang meminta-minta dijalan. Ketika kita mengeluh tentang hidup, lihatlah mereka yang hidupnya tidak lama. Sebelum mengeluh rasa makanan yang dimakan, pikirkanlah mereka yang tak punya apa-apa untuk dimakan. Sebelum mengeluh betapa beratnya aktivitas dikampus, lihatlah mereka yang berharap ingin seperti kita. Terlebih lagi, sebelum kita mengacungkan jari dan menyalahkan orang lain, berpikirlah bahwa tidak satupun dari kita yang tidak pernah salah.-Bukankah itu keegoisan yang nyata??? 

Tidak ada yang salah dengan bermimpi. Hanya terkadang kita keliru memahami antara kebahagiaan dengan sebuah ambisi. Dan dalam pemenuhannya, ketika kita telah berupaya menuju ketitik teratas dan ternyata kita tidak sanggup meraihnya, jangan mengeluh, bersabarlah dan palingkan arahmu kebawah. Syukuri posisi yang Allah berikan untuk kita. Seandainya kita lebih merasakannya, Segala puji bagi Allah yang memberi nikmat napas hidup untuk hamba-Nya. 

Dalam kegalauan dan kesendirian kita sering bertanya -D mengapa ada cobaan seperti ini? Apa salah saya? Kenapa cobaan kali ini berat sekali? Kayaknya saya tidak sanggup? dan sejenisnya. Entah karena kita yang lupa atau karena tidak tahu atau bahkan karena jarak yang telah begitu jauh dari pembenaran islam? –Wallahu a’lam 

Dan jauh sebelumnya, Al-Qur’an punya jawaban dari problematika tersebut. 

Mengapa saya yang diuji? 
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan,"Kami telah beriman", sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." [Surah Al-Ankabut ayat 2-3].


Mengapa cobaannya seberat ini? 
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya," [Surah Al-Baqarah ayat 286].

Mengapa saya tak dapat apa yang terbaik? 
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." [Surah Al-Baqarah ayat 216].

Mengapa saya pesimis? 
"Janganlah kamu bersikap lemah. dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman." [Surah Al-Imran ayat 139].

Bagaimana saya menghadapinya? 
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan shalat; dan sesungguhnya shalat itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyu" [Surah Al-Baqarah ayat 45].

Apa yang saya dapat daripada semua ini? 
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri, harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka." [Surah At-Taubat ayat 111].

Kepada siapa saya berharap? 
“Cukuplah Allah bagiku,tidak ada Tuhan selain dari-Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal." [Surah At-Taubat ayat 129].

Tidak tahan!!! 
"......dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir." [Surah Yusuf ayat 12] .

Mengapa hati ini tidak tenang? 
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” [QS. Ar Ra'd ayat 28].

Lantas mengetahui itu, apa kita masih menafikkan-Nya? Kemana saja kita selama ini? Berapa kali dalam tiap harinya kita memegangnya? Berapa kali dalam seminggu kita membacanya? Atau sebulan? Atau hanya dibulan ramadhan? Seperti halnya ceremonial belaka? Atau tidak pernah sama sekali? Naudzubillah,…

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
:: Renungan pribadi dan kita semua

Minggu, 12 Mei 2013

Klise,... Tapi Ada

When you sulk and jealous, you looked so beautiful.

although sometime you also make me sulk. and enquire with suspicion. matter which ought to be small become big.I know you love me

 so even also with me, forgive my attitude is harsh impressing,…

although I don’t say love, only hackneyed,…but my heart still yours.
                                               
people tell, jealous that the sign love,… and distrust to mean to fear loss.

if near, like don’t care..... if far, I miss you,….


------------------------------------------
*Feeling,...

Selasa, 07 Mei 2013

Jealous,...!!



I can see your shadow laying in the moonlight. I can feel your heart beat playing on my right side. Every night I long for this, making up what I miss. I can hear you breathing, letting out a sad sigh. You try so hard, to hide your scars. Always on your guard,…



I can see the skyline fading in the distance. Tears are coming down and I'm tryin' just to make sense. I wonder if my words are making any difference. I dream and then it seems to end. But always comes again,…

I'm coming down to where you're standing. I need you now. Or you'll be watching me hit the ground,… 

In the end, see you is with others. my feeling fall to pieces also,....

=RPY=